The Map is not the Territory
“Peta bukanlah wilayah yang sesungguhnya.”Mengapa orang-orang memancing menggunakan umpan yang disukai ikan daripada menggunakan makanan manusia? Tentunya jika kita ingin membuat seekor ikan mendekat dan memakan pancing yang disediakan, kita harus menggunakan makanan yang disukai ikan, bukan? Jika kita ingin memotivasi seseorang, bukankah kita harus menggunakan cara yang serupa? Tapi apa yang terjadi adalah biasanya orang justru sering menggunakan apa yang mereka sukai untuk memotivasi orang lain dengan menganggap bahwa orang lain akan menyukai hal yang sama.
Sebuah riset menemukan bahwa keberhasilan tercipta pada orang-orang yang mengerti tujuan orang lain. Orang-orang kurang sukses adalah orang-orang yang tidak mempertimbangkan kepentingan-kepentingan temannya, kenalannya, dan kliennya. Henry Ford pernah mengatakan bahwa “Kalau ada yang disebut sebagai rahasia keberhasilan, itu tidak lain disebabkan karena kemampuan untuk mengerti sudut pandang orang lain dan melihat hal-hal baik dari sudut pandang orang tersebut maupun Anda sendiri.”
Different Perception, Different Intention
New Code of NLP menekankan pada kemampuan mempertimbangkan banyak sudut pandang “multiple perspectives”. Sebagai bagian dari Model Tiga Deskripsi (Triple Description Model), John Grinder dan Judith DeLozier mengatakan bahwa mengubah persepsi satu ke lainnya secara sistematik dapat menyediakan informasi penting tentang suatu situasi di mana yang sebelumnya ada dalam kesadaran (conscious awareness). Tujuan sesungguhnya adalah menghormati akan perbedaan beliefs, values, dan sebagainya daripada memaksakan kesamaan. Setiap penemuan teknologi canggih adalah akibat dari cara melihat dunia yang berbeda dari yang sudah ada.
Dalam hubungan antar manusia, ketika kita mengerti jelas apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain, maka kita dapat dengan lebih mudah untuk menciptakan dan memelihara rasa kedekatan, pesan yang diberikan akan lebih dihormati dan mudah diterima. Kondisi seperti ini adalah kondisi yang dapat menyelesaikan konflik dalam rumah tangga, menyukseskan negosiasi, teknik penjualan, meningkatkan mutu customer service, menciptakan produk yang diminati dan lain-lain.
Posisi sebagai observer/pemerhati akan cenderung memiliki penilaian berbeda dengan orang pertama, dan begitu juga dengan orang kedua. Dalam NLP, posisi asosiasi disebut juga posisi pertama, di mana Anda berada dalam sudut pandang Anda sendiri. Posisi disasosiasi (posisi kedua) adalah perspektif lawan bicara. Posisi yang ketiga disebut juga sebagai seorang observer. Dalam posisi ini kita melihat, mendengar, dan merasakan seperti apa interaksi orang pertama dan kedua. Posisi ini membuat kita mampu menilai sesuatu dengan lebih obyektif.
“Gandhi menulis bahwa dalam persiapan menjelang negosiasi, dia akan mempertimbangkan situasi-situasi melalui sudut pandang orang-orang Hindu, Muslim, dan orang Inggris. Dia akan membayangkan orang-orang yang nyata yang dia percayai mewakili sudut pandang masing-masing golongan dan mengadopsi postur tubuh untuk sungguh-sungguh mengerti pikiran mereka mengenai masalah yang harus dihadapi.
Salah satu dari orang-orang yang bekerja dengan Gandhi mengatakan bahwa sebelum terjadinya suatu negosiasi, Gandhi berjalan di seputar rumahnya dengan posisi tangan seperti orang Inggris yang akan bertemu dengannya, sambil berpikir dengan kepentingan-kepentingannya. Ini adalah referensi jelas mengenai other position. Gandhi juga mengatakan bahwa dia mempertimbangkan hasil negosiasinya melalui sudut pandang dunia – suatu pandangan observer sebelum mengajukan saran”.
(Referensi: Steve Andreas and Charles Faulkner, The New Technology of Achievement, p.199*)
Robert Dilts, salah satu pengembang NLP mengatakan “Kehebatan adalah semangat komitmen terhadap sesuatu dari posisi sendiri. Kebijaksanaan adalah kemampuan otomatis mengubah sudut pandang antara diri sendiri, orang lain, dan posisi pemerhati (observer).” Latihan perceptual position meningkatkan fleksibilitas dalam berpikir dan kemampuan menghadapi berbagai jenis orang dan situasi. Persamaan antara Mozart, Gandhi, Disney, dan para jenius lainnya terletak pada kemampuan mempertimbangkan sesuatu dari berbagai perspektif secara aktif.
Posisi Sudut Pandang Orang Pertama
Dengan menempatkan diri kita sendiri pada posisi orang pertama, kita dapat benar-benar menghargai apa yang penting bagi diri kita. Untuk itu kita harus melihat, mendengar, dan merasakan situasi yang kita hadapi dari sudut pandang kita sendiri. Pada posisi ini kita hanya memikirkan keuntungan-keuntungan yang bisa didapatkan bagi diri kita pribadi, memberikan penilaian berdasarkan sudut pandang dan interpretasi sendiri.
Posisi Sudut Pandang Orang Kedua
Berbeda dengan sudut pandang orang pertama, jika kita berpikir hanya berdasarkan pengalaman diri sendiri, kita akan merasa selalu benar dan suka terlalu cepat mengambil kesimpulan. Ketika kita menempatkan diri pada posisi orang kedua, kita akan mengerti dan menghargai motif dibalik apa yang dilakukannya. Pengalaman menilai diri kita sendiri dari sudut pandang orang lain sangatlah berbeda dengan ketika kita menilai diri sendiri. Dengan sudut pandang ini, kita dapat mengetahui apa yang salah dan yang tidak begitu salah dari tindakan dan ucapan kita.
Bagi orang yang jarang sekali melihat dan mendengar dari sudut pandang orang lain, biasanya disebut sebagai orang yang egois yang suka mementingkan diri sendiri, kurang sopan, kurang menghargai kepentingan orang lain, atau orang yang pendapatnya selalu benar. Para pengusaha yang gagal menyukseskan produk barunya adalah pengusaha yang belum banyak mempertimbangkan pengalaman para pembelinya.
Posisi Sudut Pandang Orang Ketiga
Posisi sudut pandang orang ketiga disebut juga sudut pandang sebagai observer atau sebagai evaluator. Dengan posisi ini Anda dapat mengevaluasi interaksi antara orang pertama dan orang kedua secara disasosiasi. Dengan sudut pandang ini, Anda cenderung menganalisa lebih obyektif dan non emosional sehingga Anda mendapatkan informasi yang tidak dimiliki oleh sudut pandang orang pertama dan kedua.
0 Komentar